Pengaruh Hereditas dan Lingkungan dakam kepribadian, Tipe-tipe kepribadian
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmatnya dalam
kehidupan penulis. Yang tanpa anugerahnya, penulis takkan mampu menyelesaikan
penulisan ini.
Shalawat dan salam penulis
sampaikan keharibaan baginda alam Sang pembawa pesan, Nabi Muhammad SAW. Yang
dengan kecerdasan luar biasa, mampu membawa risalah agung untuk menyelamatkan
moral umat manusia.
Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini,
dapat memberikan informasi valid yang dapat bermanfaat bagi semua, khususnya
penulis probadi.
Penulis sadari
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu penulis
sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian, untuk menunjang
kualitas penulisan.
Akhirulkalam
terimakasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan.
Hasbunallah wani’mal wakiel.
Bandung, 25 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………… 1
Daftar
Isi……………………………………………………………………… 2
BAB 1
Pendahuluan………………………………………………………… 3
BAB 2 Landasan
Teori……………………………………………………... 6
BAB 3
Pembahasan………………………………………………………… 11
BAB 4
Pembahasan………………………………………………………… 13
Daftar
Pustaka………………………………………………………………. 28
BAB
1
Pendahuluan
A. Pengertian Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu
unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi
kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha mamahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit
dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian? Menurut Hall dan
Lindzey (Koeswara, 2001 : 5), teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau
konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
B. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah
pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori
kepribadian. Berikut ini penjelasan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori
kepribadian.
·
Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau
menggambarkan) merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan dan
menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap dan
sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku
manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
·
Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa
menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingakah laku manusia sekarang,
juga harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia
dikemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi
prediktif.
C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian
diharapkan mampu membarikan jawaban atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan
bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk oitu setiap teori kepribadian yang
lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki
dimensi-dimensi sebagai berikut :
·
Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian
yang bersifat relative stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur
pembentuk sosok kepribadian
·
Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang
motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
·
Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi
sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya,
serta berbagai faktor yang menentukannya.
·
Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan
kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
·
Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi
tentang bagaimana tingakah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
D. Anggapan-anggapan Dasar tentang
Manusia
Setiap orang, termasuk
teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan dasar (basic assumptions)
tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree disebut asumsi-asumsi
filosofis (Boeree, 2005 : 23). Anggapan-anggapan dasar yang diperoleh melaui
hubungan pribadi atau pengalaman-pengalaman social ini secara nyata akan
memengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap sesamanya. Dalam konteks
para teoris kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini memengaruhi konstruksi dan
isi teori kepribadian yang disusunnya.
Anggapan-anggapan dasar tentang manusia
yang memengaruhi atau mewarnai teori-teori kepribadian adalah sebagai berikut.
·
Kebebasan – ketidak bebasan
·
Rasionalitas – Irasionalitas
·
Holisme – Elementalisme
·
Konstitusionalisme – environisme
·
Berubah – tidak berubah
·
Subjektivitas – objektivitas
·
Proaktif – reaktif
·
Homeostatis – hetereostatis
·
Dapat diketahui – tidak dapat
diketahui
BAB
2
Landasan
Teori
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Membentuk
Kepribadian
Studi tentang faktor-faktor yang
menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga aliran. Yaitu:
Empirisme, Nativisme, dan Konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi
psikologis tersendiri dalam melihat hakikat manusia.
a.
Aliran Empirisme
Aliran Empirisme disebut juga aliran Environmentalisme. Yaitu suatu aliran
yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya
suatu tingkah laku. Pengalaman empiric bagi aliran ini merupakan sumber segala
kepribadian. Aliran ini dikembangkan oleh psikolog seperti George Berkeky
(1685-1753) dalam bukunya New Theory of
Vision; David Hume (1711-1776) yang menelorkan paham Asosiasionisme yang
menekankan pada ide0ide kompleks; David Hartley (1705-1757); James Mill
(1773-1836).
Asumsi psikologis yang mendasari aliran
ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan
apapun. Ia bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja
yang dikehendaki. Perwujudan kepribadian ditentukan oleh luar diri yang disebut
dengan lingkungan, dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan
direktif. Bayi lahir memiliki kecenderungan yang sama dengan bayi yang lain.
Mereka segera menyusu apabila bibirnya bersentuhan dengan putting susu. Mereka
jga menangis apabila merasa lapar, haus dan sakit. Jadi, semua bayi yang lahir
itu selalu dalam keadaan kosong dan perbedaan kepribadian yang nampak kemdian
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dalam proses kehidupannya.
Lingkungan yang mempengaruhi kepribadian
terdiri atas lima
aspek, yaitu geografis, historis, sosiologis, kltral dan psikologis. Lingkungan
geografis disebt juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentkan oleh
letak wilayah seperti di daratan, pegunungan, dan pesisir pantai; kondidi iklim
panas, tropic, senang, dan salju; sumber penghasilan seperti wilayah industri,
pertanian, pertambangan, dan perminyakan. Lingkungan histories yait lingkungan
yang ditentukan oleh cirri suatu masa atau era dengan segala perkembangan dan
peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran, masa pencerahan dan
kebangkitan, masa modern, era industri, era reformasi, dan sebagainya.
Lingkungan sosiologis yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar
individu dalam suatu komnitas social. Hubungan ini selal dikaitkan dengan
tradisi, nilai-nilai, peraturan-peraturan, dan undang-undang. Lingkungan
kultral yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultur suatu masyarakat. Kultur
ini meliputi cara berpikir, bertindak, berperasaan, dan sebagainya. Lingkungan
psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan, seperti
kondisi rasa tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdakaan, keamanan,
kesejahteraan, dan sebagainya.
Masing-masing lingkungan diatas menentukan
kepribadian seseorang, walaupun proporsinya tidak harus seimbang. Suatu
kepribadian kadang-kadang lebih didominasi faktor lingkungan tertentu dan
memperkecil proporsi actor lingkungan yang lain. Ketika faktor lingkungan ini
berfungsi pada diri seseorang maka kepribadiannya secara kualitatif menjadi
lebih dewasa dan baik.
b. Aliran Nativisme
Aliran
Nativisme adalah aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat
bawaan, keturunan, dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang.
Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau
pembawaan dari lahir. Kapasitas intelektual itu diwarisi sejak lahir.
Aliran Nativisme memandang hereditas
(heredity) sebagai penentu kepribadian. Hereditas adalah totatilas sifat-sifat
karakteristik yang dibawa ata dipindahkan dari orang tua ke anak keturunannya.
Perpindahan genetik ini merupakan fungsi dari kromosom dan gen. Kromosom adalah
bagian sel yang mengandung sifat keturunan; satu yang tubuh berwarna gelap
dalam di dalam inti sel elementer. Gen adalah sebarang partikel hipotekik yang
terletak sepanjang kromosom-kromosom yang diduga menjadi unit elementer dari
sifat keturunan atau kebakaan. James Drever menyebut hereditas sebagai “anugerah alam” yang mempunyai
hokum-hukum tersendiri.
Asumsi yang mendasari aliran ini adalah
bahwa pada diri anak dan orang tua terdapat banyak kesamaan, baik fisik maupun
psikis. Setiap manusia memiliki gen. Gen adalah butiran kecil yang terdapat di
dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari orang tua atau nenek moyang
kepada keturunannya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Sel-sel seks
pria dan wanita adalah sama, dalam arti keduanya mengandung kromosom. Setiap
sel seks yang matang mempunyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung gen,
yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom mengandung sekitar 3000 gen. Gen-gen
diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.
Mashur Ali Rajab menyebutkan bahwa ada 5
macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu :
1.
Pewarisan yang bersifat jasmaniah,
seperti warna kulit, bentuk tubuh yang jangkung atau cebol, sifat rambut dan
sebagainya.
2.
Pewarisan yang bersifat intelektual,
seperti kecerdasan dan kebodohan.
3.
Pewarisan yang bersifat tingakah laku,
seperti tingkah laku terpuji atau tercela, lemah lembut atau keras kepala, taat
atau durhaka.
4.
Pewarisan yang bersifat alamiah, yaitu
pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa pengaruh dari faktor
eksternal.
5.
Pewarisan yang bersifat sosiologis,
yait pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
c. Aliran Konvergensi
Aliran
Konvergensi adalah aliran yang menggabungkan kedua aliran diatas. Konvergensi
ialah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses
pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang
secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.
Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal
tanpa didasari faktor hereditas. Penentuan kepribadian seseorang ditentkan oleh
kerja yang integral antara faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor
eksternal (lingkungan pendidikan).
Kepribadian manusia ditentukan oleh
faktor dasar dan ajar. Kedua faktor itu saling mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia, hanya saja salah satu faktor itu ada yang lebih dominant
dalam pembentukan kepribadian, sementara faktor yang lain lebih sedikit
proporsinya. Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1938) dan Adier.
Penyelidikan Stern memberikan bukti
tentang kebenaran teorinya. Ia mengadakan penelitian terhadap anak-anak kembar
di Hamburg.
Dilihat dari faktor endogen atau faktor genetic anak kembar memiliki sifat
keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari
pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu sama
lain. Pemisahan itu segera dilakukan setelah kelahiran. Ternyata akhirnya
anak-anak itu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun
secara keturunan mereka dapat dikatakan relative memiliki kesamaan. Perbedaan
sifat pada anak-anak itu disebabkan oleh perbedaan pengaruh lingkungannya.
Aliran konvergensi meskipun dapagt
menjembatani dan memberikan sintesis antara kedua aliran diatas, namn
sebenarnya aliran ini tidak memiliki kerangka filosofis tersendiri tentang
hakekat manusia. Ia tiba-tiba muncul dan menetralisir antara kedua belah pihak
yang bertentangan. Apabila dugaan ini benar, berarti keunggulan yang terdapat
pada aliran konvergensi ini mesti disertai dengan kelemahan-kelemahan yang
dimiliki kedua aliran diatas, sebab ia hanya mengonvergensikan teori tanpa
mengaji ulang konstruksi filosofisnya.
BAB
3
Pembahasan
A.
Pengaruh
Hereditas Pada Perkembangan Kepribadian
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Seorang laki-laki dari Bani Fazarah pernah
datang menunjungi Nabi SAW. Laki-laki itu berkata : “Istriku melahirkan seorang
anak yang berkulit hitam.” Lalu Nabi SAW bertanya : “Apakah engkau memiliki
unta?” Laki-laki itu menjawab : “Punya.” Nabi SAW bertanya lagi : “ Apakah unta
tersebut memakan dedaunan?” Lelaki itu menjawab : “Benar.” Nabi SAW bertanya
lagi : “Mengapa engkau memberinya dedaunan?” Ia menjawab : “Karena aku berharap
unta itu melahirkan keturunan.” Nabi SAW lalu berkata : “Semoga unta itu
melahirkan keturunan.”
Hadits
ini mengisyaratkan dengan jelas pengaruh keturunan terhadap warna yang terlihat
pada beberapa kulit badan manusia. Hal ini merupakan pengaruh genetika atau
keturunan dari salah satu nenek moyangnya, jika keturunan tersebut tidak tampak
dari salah satu kedua orang tuanya. Hasil riset modern menegaskan kenyataan ini
dengan istilah “sifat keturunan nenek moyang yang mundur” (hereditas).
Rasulullah
SAW menyinggung pengaruh hereditas ini dalam salah satu haditsnya :
“Apabila nutfah (sperma) itu menetap dalam
rahim, maka Allah SWT menghadirkan antara sperma dan Nabi Adam AS pada setiap
nasab (keturunan).
Beberapa
kajian ilmiah genetika modern menunjukkan bahwa janin pada setiap binatang
bersperma (spermatozoon) dan bersel
telur terbentuk dari campuran nutfah (air mani) yang membentuk sifat
genetiknya. Setiap binatang bersperma dan bersel telur memiliki setengah dari
sel yang mengandung 23 kromosom. Ketika kedua sel tersebut bertemu,maka akna
terjadi pembuahan (ensiminasi). Nutfah yang berpengaruh ini disebut dalam
Al-quran:
“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes air mani.” (QS. Ad-Dahr : 2)
Sperma
yang berpengaruh ialah sel sempurna yang mengandung 46 kromosom, setengah dari
bapak dan setengah dari ibu. Sel sempurna ini mengandung gen yang membawa sifat
keturuna dari masing-masing kedua orang tua (bapak dan ibu). Beberapa sifat
kedua orang tua yang menurun kepada anak-anaknya kadang tidak tampak. Akan
tetapi setelah anak-anak itu tumbuh dewasa, maka biasanya tampak sifat
keturunan yang mengalir dari ibu dan bapaknya, sebagaimana yang terjadi pada
anak yang berkulit hitam yang dilahirkan oleh istri seorang laki-laki dari Bani
Fazarah yang kisahnya disebut dalam hadits yang telah disebutkan.
BAB
4
Pembahasan
A. Tipe Kepribadian Dilihat dari Berbagai
Aspek
Secara garis besarnya pembagian tipe
kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek antara lain:
- Aspek biologis
Aspek biologis
yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi
tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan
teorinya berdasarkan aspek biologis ini diantaranya:
- Hippocrates dan Gallenus
Teori ini
dikembangkan Gallenus berdasarkan pemikiran Hippocrates (460-370 SM) yang
terpengarh oleh pandangan Empedocles, bahwa alam semesta beserta isinya ini
tersusun dari 4 unsur dasar, yaitu: tanah
(kering), air (basah), udara (dingin), dan api (panas). Berdasarkan pandangan
Empedocles tersebut, selanjutnya Hipocrates menyatakan bahwa di dalam tubuh
setiap orang terdapat 4 macam cairan yang memiliki sifat seperti keempat unsure
alam, yaitu:
1) Tipe
Choleris
Tipe ini
disebabkan cairan empedu kuning (chole)
yang memiliki sifat kering yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi :
mudah marah, mudah tersinggung.
2) Tipe
Melancholis
Tipe ini
disebabkan cairan empedu hitam (melanchole)
yang memiliki sifat basah yang dominant dalam tubuhnya. Sifatnya agak
tertutup, rendah diri, mudah sedih, sering putus asa.
3)
Tipe Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir (phlegma) yang memiliki sifat dingin
yang dominan dalam tubuhnya. Sifat yang dimilikinya agak statis: lamban,
apatis, pasif, pemalas.
4)
Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah
(sanguis) yang memiliki sifat panas
yang dominan dalam tubuhnya. Sifat yang dimilikinya agak aktif: cekatan,
periang, mdah bergaul.
Menurut
Hippocrates, keempat jenis cairan ini ada dalam tubuh dengan proporsi yang
tidak selalu sama antara individu satu dengan yang lainnya. Dominasi salah satu
cairan tersebut yang menyebabkan timbulnya cirri-ciri khas pada setiap orang.
Gallenus
(129-199 SM) sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh setiap orang
terdapat 4 macam cairan tersebut. Selanjutnya Gallenus menyatakan bahwa
cairan-cairan tersebut berada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.
Dominasi salah satu cairan terhadap cairan yang lain mengakibatkan sifat-sifat
kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai
akibat dominannya salah satu cairan tubuh tersebut oleh Gallenus disebutnya
temperamen (Sumardi Suryabrata, 2005 : 12). Pandangan Hippocrates yang kemudian
dilengkapi oleh Gallenus selanjutnya disebut tipologi Hippocrates Gallenus
dapat disajikan secara ringkas pada tabel berikut (Sumadi, Suryabrata, 2005:
13).
CAIRAN
TUBUH YANG DOMINAN
|
PRINSIP
|
TIPE
|
SIFAT-SIFAT
YANG KHAS
|
Chole
|
Tegangan
|
Choleris
|
|
Melanchole
|
Penegaran
(rigidity)
|
Melancholis
|
|
Phlegma
|
Plastisitas
|
Phlegmatis
|
|
Sanguis
|
Ekspansivitas
|
Sanguinis
|
|
- Kretchmer
Dalam pembagian
tipe wataknya Kretchmer mendasar pada bentuk tubuh seseorang, yaitu:
1)
Tipe Astenis atau Liptosome, yaitu
tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.
2)
Tipe piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk
bulat. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain : periang, mudah bergaul dan suka
humor.
3)
Tipe atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlit tinggi
kekar dan berotot, sifat-sifat yang dimiliki antara lain : mudah menyesuaikan
diri, berpendirian teguh dan pemberani.
4)
Tipe displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh campuran.
Sifat yang dimiliki tipe ini adalah sifat yang mudah terombang-ambing oleh
situasi sekelilingnya. Oleh karena itu diistilahkan oleh Kretchmer tipe ini
adalah tipe orang yang tak mempunyai cirri kepribadian yang mantap.
- Sheldon
Sheldon membagi
tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berada dalam tubuh
seseorang. Berdasarkan aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)
Tipe Ektomorph, yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan
badan bagian luar yang dominant. Sifatnya antara lain : suka menyendiri dan
kurang bergaul dengan masyarakat.
2)
Tipe Mesomorph, yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan
lapisan tengah yang dominant. Sifat orang tipe ini antara lain : giat bekerja
dan mampu mengatasi sifat agresif.
3)
Tipe Endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk badan gemuk, bulat
dan anggota badan yang pendek karena lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat
yang dimilikinya adalah : kurang cerdas, senang makan, suka dengan kehidupan
yang tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.
- Sigaud
Sigaud, seorang
ahli psikologi dari Perancis, menysun tipe manusia berdasarkan 4 macam fungsi
tubuh, yaitu : motorik, pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral.
Dominasi salah satu fungsi tubuh tersebut menentukan tipe kepribadian. Atas
dasar pandangan diatas, kemudian Sigaud menggolongkan manusia menjadi 4 tipe,
yaitu:
1)
Tipe Muskuler.
Tipe ini
dimiliki oleh orang yang fungsi motoriknya paling menonjol dibanding fungsi
tubuh yang lain, dengan cirri khas : tubuh kokoh, otot-otot berkembang dengan
baik, dan organ-organ tubuh berkembang secara selaras.
2)
Tipe Respiratoris.
Tipe ini ada
pada orang yang memiliki fngsi pernafasan kuat dengan cirri-ciri : muka lebar
serta thorax dan leher besar.
3)
Tipe Digestif.
Tipe ini
terdapat pada orang yang memiliki fungsi pencernaan yang kuat dengan cirri-ciri
: mata kecil, thorax pendek dan besar, rahang serta pinggang besar.
4)
Tipe Cerebral.
Tipe ini ada
pada orang yang memiliki susunan saraf sentral yang kuat dibanding fungsi tubuh
lainnya dengan cirri-ciri : dahi menonjol kedepan dengan rambut di tengah, mata
bersinar, daun telinga lebar, serta kaki dan tangan kecil.
- Viola
Viola
seorang ahli dari Italia, mengemukakan
tipe yang didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dilakukan penelitian
oleh De Geovani. Atas dasar aspek tersebut, Viola mengemukakan tiga golongan
atau tipe bentuk tubuh manusia (Sumadi Suryabrata, 2005 : 18), yaitu :
1)
Tipe Microsplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegaknya lebih
dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan terlihat jangkung.
2)
Tipe Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya lebih
dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan terlihat pendek.
3)
Tipe Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegak dan
mendatarnya selaras, sehingga tubuh terlihat selaras pula.
- Aspek Sosiologis
Pembagian ini
didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang
mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara lain:
a. Edward Spranger
Ia
berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana
yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)
Tipe Teoritis, orang yang perhatiannya
selalu diarahkan kepada masalah teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan
mengemukakan pendapat.
2)
Tipe Ekonomis, yaitu orang yang
perhatiannya tertuju kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faedah yang
dapat mendatangkan untung rugi.
3)
Tipe Esthetis, yaitu orang yang
perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah keindahan.
4)
Tipe Sosial, yaitu orang yang
perhatiannya tertuju kearah kepentingan kemasyarakatan dan pergaulan.
5)
Tipe Politis, yaitu orang yang
perhatiannya tertuju kepada kepentingan kekuasaan dan organisasi.
6)
Tipe Religius, yaitu tipe orang yang
taat kepada ajaran agama, senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan
beragama.
b. Muray
Muray
membagi tipe kepribadian menjadi:
1)
Tipe Teoritis, yaitu orang yang
menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir logis dan rasional.
2)
Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang
memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.
3)
Tipe Sensasionis, yaitu tipe orang
yang suka sensasi, berkenalan.
4)
Tipe Praktis, yaitu tipe orang yang
giat bekerja dan mengadakan praktek.
c. Fritz Kunkel
Kunkel
membagi tipe kepribadian menjadi:
1)
Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian
terhadap masyarakat.
2)
Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang lebih banyak menaruh perhatian
kepada kepentingan diri sendiri.
Menurut
F Kunkel antara sachlichkeit dan ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika
seseorang memiliki sachlichkeit yang
besar, maka Ichhaftigkeitnya menjadi
kecil dan sebaliknya.
- Aspek Psikologis
Pembagian
ini disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang
dipakai para tokoh yang mengembangkan aspek ini adalah bahwa berbagai aspek
kejiwaan seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentukan karakteristik
yang bersangkutan. Yang tergolong dalam aspek ini antara lain : tipologi Plato,
tipologi Immanual Kant, tipologi Bhsen, tipologi Heymans, dst.
a. Tipologi Plato
Menurut Plato
kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan, dan
hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan pada
diri manusia. Atas dasar hal ini Plato menggolongkan manusia kedalam 3 tipe
yaitu sebagai berikut.
1) Tipe manusia yang terutama dikuasai
oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
2)
Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, sesuai untuk
menjadi tentara.
3)
Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh hasratnya, cocok menjadi
pekerja tangan.
b. Tipologi Heymans
Heymans
menyatakan bahwa manusia memiliki tipe kepribadian yang bermacam-macam, namn
dapat digolongkan menjadi delapan tipe atas dasar kualitas kejiwaannya, yaitu :
1)
Emosionalitas, adalah mudah tidaknya
perasaan terpengaruh oleh kesan-kesan. Unsur yang didominasi oleh emosi
positif, sifat umumnya adalah : kurang respek terhadap orang lain, perkataan
berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung, suka
berlebih-lebihan.
2)
Aktivitas, adalah banyak sedikitnya
peristiwa-peristiwa kejiwaan menjelma menjadi tindakan nyata. Unsur yang
dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat yang umum nampak adalah : lincah,
praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan
orang lemah.
3)
Fungs sekunder (Proses Pengiring),
yaitu kuat lemahnya kesan-kesan ada dalam kesadaran setelah faktor yang
menimbulkan kesan-kesan tersebut tidak ada. Merupakan sifat yang didominasi
oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang nampak: watak tertutup, tekun, hemat,
tenang, dan dapat dipercaya.
Masing-masing
kualitas kejiwaan tersebut secara teoritis dibedakan menjadi dua macam, kuat
dan lemah. Atas dasar hal ini Heymans menggolongkan tipe manusia menjadi
delapan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini (Sumadi Suryabrata, 2005
: 86).
IKHTISAR TIPOLOGI HEYMANS
NO.
|
EMOSIONALITAS
|
AKTIVITAS
|
PROSES
PENGIRING
|
TIPE
|
1.
|
Emosional (+)
|
Aktif (+)
|
Kuat (+)
|
Gepasioner
|
2.
|
Emosional (+)
|
Pasif (-)
|
Kuat (+)
|
Sentimentil
|
3.
|
Emosional (+)
|
Aktif (+)
|
Lemah (-)
|
Choleris
|
4.
|
Emosional (+)
|
Pasif (-)
|
Lemah (-)
|
Nerveus
|
5.
|
Tidak emosional (-)
|
Aktif (+)
|
Kuat (+)
|
Plegmatis
|
6.
|
Tidak emosional (-)
|
Pasif (-)
|
Kuat (+)
|
Apatis
|
7.
|
Tidak emosional (-)
|
Aktif (+)
|
Lemah (-)
|
Sanguinis
|
8.
|
Tidak emosional (-)
|
Pasif (-)
|
Lemah (-)
|
Amorph
|
Sifat-sifat yang dimiliki oleh tipologi Heymans:
1)
Tipe Gepassioner/berpassi. Sifatnya
serba istimewa, disegani dan berbakat jadi pemimpin.
2)
Tipe Sentimentil. Sifatnya banyak
cita-cita tapi tidak ada kemauan melaksanakan.
3)
Tipe Choleris. Sifatnya banyak usaha,
tak dapat menyimpan.
4)
Tipe Nerveus. Sifatnya gugup, pemalas,
dan singkat pikiran.
5)
Tipe Plegmatis. Sifatnya kurang belas
kasihan antara sesama.
6)
Tipe Apatis. Sifatnya acuh tak acuh
terhadap semua masalah.
7)
Tipe Sanguinis. Sifatnya suka berbuat
tapi tanpa rencana dan tanpa pikir terlebih dahulu.
8)
Tipe Amorph. Sifatnya tidak mau tahu
dalam segala masalah.
Untuk memperjelas serta memudahkan mempelajari tipologi
yang dikembangkannya, Heymans memberikan gambar grafik yang berupa kubus
(Sagimun Mulus Dumadi, 1982 : 13 – 14). Ketiga ukuran (tinggi, lebar, dan
panjang) itu menunjukkan sifat-sifat dasar dari penggolongan itu.
2 TIPE SENTIMENTIL 1 TIPE GEPASIONER
4
TIPE NERVOUS 3
TIPE CHOLERIS
EMOSIONALITAS
6 TIPE APATIS
5 TIPE PLEGMATIS
PROSES PENGIRING
8 TIPE AMORPH AKTIVITAS 7 TIPE SANGUINIS
·
Garis-garis tegak menggambarkan
emosionalitas (makin bertambah ke atas).
·
Garis-garis mendatar menunjukkan
aktivitas (semakin ke kanan)..
·
Garis-garis dari muka ke belakang
menunnjukkan proses pengiring (semakin ke belakang).
Teori
Heymans dikembangkan bukan atas dasar pemikiran spekulatif tetapi atas dasar
data-data empiris. Data yang dianalisi Heymans adalah sebagai berikut (Sumadi
Suryabrata, 2005 : 82-83).
1)
Bahan biografis : 110 biografi
orang-orang yang berbeda waktu hidupnya, tempat tinggalnya, dan kebangsaannya.
2)
Keturunan mengenai 458 keluarga yang
terdiri dari 2523 orang..
3)
Hasil penelitian laboratorium.
- Tipologi Carl Gustav
Selanjutnya
Carl Gustav yang membagi manusia menjadi dua pokok :
1)
Tipe Extrovert, yaitu orang yang terbuka dan banyak berhubungan dengan kehidupan
nyata.
2)
Tipe Introvert, yaitu orang yang tertutup dan cenderung kepada berpikir
merenung.
Dari
pembagian ini kemudian yang memperluas pembagian tersebut menjadi masing-masing
4 tipe berdasarkan 4 fungsi pokok yang mempengaruhi kehidupan mental seseorang
: pikiran, perasaan, penginderaan, intuisi. Dengan demikian setiap tipe
ekstrovert maupun introvert masing-masing memiliki tipe : pikiran, perasaan,
penginderaan dan intuisi, sehingga tipe kepribadian manusia tersebut terbagi
atas :
a)
Tipe pemikiran terbuka, dengan
sifat-sifatnya : cenderung berbuat secara praktis dan memanfaatkannya dalam
kehidupan.
b)
Tipe perasaan terbuka, dengan
sifat-sifatnya : cenderung untuk ikut merasakan perasaan orang lain : sedih dan
gembira, rasa hormat, rasa social dalam bentuk perbuatan nyata.
c)
Tipe penginderaan terbuka, dengan
sifat-sifatnya : memiliki kehidupan pikiran dan perasaan yang dangkal.
Kehidupan mentalnya dipengaruhi perangsang lingkungan yang diterimanya dan
mudah bosan terhadap sesuatu, jiwanya labil dan kurang mantap.
d)
Tipe intuisi terbuka dengan
sifat-sifatnya : cenderung untuk bersifat avontturir karena mereka selalu akan
melaksanakan secara langsung setiap apa yang terlintas dalam pikirannya. Mereka
selalu yakin terhadap kebenaran lintasan pikiran itu.
e)
Tipe pemikiran tertutup dengan
sifat-sifatnya : cenderung menekuni pemikiran yang abstrak sehingga kurang
memanfaatkan implementasi pemikiran dalam bentuk perbuatan nyata. Kehidupan
mereka dilibatkan dalam pemikiran yang berbentuk renungan yang idealis.
f)
Perasaan tertutup dengan sifat-sifat :
Kehidupan mentalnya dikuasai oleh perasaan yang mendalam. Pengaruhnya dalam
kehidupan mereka senang menyendiri, mencintai dan membenci sesuatu secara
bersangkutan karena selalu dikuasai oleh perasaan yang tajam.
g)
Tipe penginderaan tertutup dengan
sifat-sifat : cenderung untuk menenggelamkan diri oleh pengaruh perangsang luar
sebagai hasil penginderaan. Mereka tenggelam dalam lamunan yang dipantulkan
lingkungannya dan diproyeksikan ke dalam kehidupan jiwa.
h)
Tipe intuisi tertutup dengan
sifat-sifatnya : cenderung untuk membuat keputusan yang cepat dan tajam tanpa
didasarkan atas bukti yang objektif. Kehidupan jiwanya mudah dipengaruhi oleh
waham dan syak wasangka.
- Aspek Kebudayaan
Tipe
kepribadian berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan oleh Edward
Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan system
nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang
tersusun atau diatur menurut struktur tertentu.
Kebudayaan
sebagai sistem nilai oleh Spranger digolongkan menjadi 6 bidang yang secara
garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1)
Bidang yang berhubungan dengan manusia
sebagai individu, yang didalamnya terdapat 4 nilai budaya :
a)
pengetahuan
b)
ekonomi
c)
kesenian
d)
keagamaan
2)
Bidang-bidang yang berhubungan dengan
manusia sebagai anggota masyarakat, yang didalamnya terdapat 2 nilai budaya :
a)
kemasyarakatan
b)
politik
Berdasarkan pendapat bahwa ada 6
nilai kebudayaan yang mempengaruhi hidup setiap individu dimana hanya ada 1
nilai kebudayaan yang pengaruhnya bersifat dominant. Maka menurut Spranger
terdapat 6 tipe manusia jika dilihat dari sistem nilai kebudayaan. Tipe-tipe
manusia menurut Spranger secara ringkas dapat disajikan dalam tabel berikut.
TIPOLOGI ATAS DASAR
NILAI-NILAI KEBUDAYAAN
NOMOR
|
NILAI
KEBUDAYAAN YANG DOMINAN
|
TIPE
|
TINGKAH
LAKU DASAR
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Pengetahuan
Ekonomi
Kesenian
Keagamaan
Kemasyarakatan
Politik
|
Manusia teori
Manusia ekonomi
Manusia estetis
Manusia religius
Manusia sosial
Manusia kuasa
|
Berpikir
Bekerja
Menikmati keindahan
Memuja
Berkorban
Berkuasa/memerintah
|
B.
Tipe-tipe Kepribadian Menurut William
Marston
Menurut
William Marston, tipe kepribadian seseorang dapat diketahui berdasarkan
observasi terhadap pola perilaku yang ditampilkannya. Tipe kepribadian tersebut
terdiri atas tipe dominant, inspiring, supportive, dan cautious. Tiap tipe
kepribadian tersebut menggambarkan paduan dari dimensi gaya hubungan dengan orang lain, yaitu peramah (outgoing)
atau pendiam (reserved) dan dimensi
prioritas, yaitu berorientasi terhadap tugas (task-oriented) atau
berorientasi terhadap orang (people-oriented). Hal ini divisualisasikan dalam
tabel dibawah ini:
|
OUTGOING
|
|
|
TASK ORIENTED
|
D
|
I
|
PEOPLE ORIENTED
|
C
|
S
|
||
|
RESERVED
|
|
·
Tipe D (dominant) merupakan perpaduan Outgoing dan Task-oriented.
·
Tipe I (Inspiring) merupakan perpaduan
Outgoing dan People-oriented.
·
Tipe S (Supportive) merupakan
perpaduan Reserved dan People-Oriented
·
Tipe C (Cautious) merupakan perpaduan Reserved dan Task-oriented.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntjojo,
2009, Makalah “Psikologi Kepribadian”, Kediri,
Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI.
Ramayulis,
2003, Psikologi Agama, Jakarta, Kalam Mulia.
Mujib
Abdul, 1999, Fitrah &Kepribadian
Islam, Jakarta,
Darul Falah.
Najati
Muhammad Utsman, 2004, Psikologi dalam
Prespektif Hadits, Jakarta,
Pustaka Al-Husna Baru.
Komentar
Posting Komentar