Pengaruh Hereditas dan Lingkungan dakam kepribadian, Tipe-tipe kepribadian



KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmatnya dalam kehidupan penulis. Yang tanpa anugerahnya, penulis takkan mampu menyelesaikan penulisan ini.
Shalawat dan salam penulis sampaikan keharibaan baginda alam Sang pembawa pesan, Nabi Muhammad SAW. Yang dengan kecerdasan luar biasa, mampu membawa risalah agung untuk menyelamatkan moral umat manusia.
            Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat memberikan informasi valid yang dapat bermanfaat bagi semua, khususnya penulis probadi.
Penulis sadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu penulis sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian, untuk menunjang kualitas penulisan.      
Akhirulkalam terimakasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan. Hasbunallah wani’mal wakiel.


Bandung, 25 September 2012

Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………        1
Daftar Isi………………………………………………………………………        2
BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………      3
BAB 2 Landasan Teori……………………………………………………...        6
BAB 3 Pembahasan…………………………………………………………       11
BAB 4 Pembahasan…………………………………………………………       13
Daftar Pustaka……………………………………………………………….        28



















BAB 1
Pendahuluan

A.       Pengertian Teori Kepribadian
         Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha mamahami perilaku  dan kepribadian manusia pasti sulit dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 2001 : 5), teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.

B.       Fungsi Teori Kepribadian
         Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori kepribadian. Berikut ini penjelasan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
·         Fungsi Deskriptif
         Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan dan menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.

·         Fungsi Prediktif
         Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingakah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia dikemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif.

C.       Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
         Setiap teori kepribadian diharapkan mampu membarikan jawaban atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk oitu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
·         Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relative stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian
·         Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
·         Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
·         Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
·         Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingakah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

D.       Anggapan-anggapan Dasar tentang Manusia
         Setiap orang, termasuk teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan dasar (basic assumptions) tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree disebut asumsi-asumsi filosofis (Boeree, 2005 : 23). Anggapan-anggapan dasar yang diperoleh melaui hubungan pribadi atau pengalaman-pengalaman social ini secara nyata akan memengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap sesamanya. Dalam konteks para teoris kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini memengaruhi konstruksi dan isi teori kepribadian yang disusunnya.
         Anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang memengaruhi atau mewarnai teori-teori kepribadian adalah sebagai berikut.
·         Kebebasan – ketidak bebasan
·         Rasionalitas – Irasionalitas
·         Holisme – Elementalisme
·         Konstitusionalisme – environisme
·         Berubah – tidak berubah
·         Subjektivitas – objektivitas
·         Proaktif – reaktif
·         Homeostatis – hetereostatis
·         Dapat diketahui – tidak dapat diketahui

















BAB 2
Landasan Teori

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Membentuk Kepribadian
          Studi tentang faktor-faktor yang menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga aliran. Yaitu: Empirisme, Nativisme, dan Konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi psikologis tersendiri dalam melihat hakikat manusia.
a.    Aliran Empirisme
            Aliran Empirisme disebut juga aliran Environmentalisme. Yaitu suatu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Pengalaman empiric bagi aliran ini merupakan sumber segala kepribadian. Aliran ini dikembangkan oleh psikolog seperti George Berkeky (1685-1753) dalam bukunya New Theory of Vision; David Hume (1711-1776) yang menelorkan paham Asosiasionisme yang menekankan pada ide0ide kompleks; David Hartley (1705-1757); James Mill (1773-1836).
      Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apapun. Ia bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. Perwujudan kepribadian ditentukan oleh luar diri yang disebut dengan lingkungan, dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif. Bayi lahir memiliki kecenderungan yang sama dengan bayi yang lain. Mereka segera menyusu apabila bibirnya bersentuhan dengan putting susu. Mereka jga menangis apabila merasa lapar, haus dan sakit. Jadi, semua bayi yang lahir itu selalu dalam keadaan kosong dan perbedaan kepribadian yang nampak kemdian disebabkan oleh pengaruh lingkungan dalam proses kehidupannya.
      Lingkungan yang mempengaruhi kepribadian terdiri atas lima aspek, yaitu geografis, historis, sosiologis, kltral dan psikologis. Lingkungan geografis disebt juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentkan oleh letak wilayah seperti di daratan, pegunungan, dan pesisir pantai; kondidi iklim panas, tropic, senang, dan salju; sumber penghasilan seperti wilayah industri, pertanian, pertambangan, dan perminyakan. Lingkungan histories yait lingkungan yang ditentukan oleh cirri suatu masa atau era dengan segala perkembangan dan peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran, masa pencerahan dan kebangkitan, masa modern, era industri, era reformasi, dan sebagainya. Lingkungan sosiologis yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu komnitas social. Hubungan ini selal dikaitkan dengan tradisi, nilai-nilai, peraturan-peraturan, dan undang-undang. Lingkungan kultral yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultur suatu masyarakat. Kultur ini meliputi cara berpikir, bertindak, berperasaan, dan sebagainya. Lingkungan psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan, seperti kondisi rasa tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdakaan, keamanan, kesejahteraan, dan sebagainya.
      Masing-masing lingkungan diatas menentukan kepribadian seseorang, walaupun proporsinya tidak harus seimbang. Suatu kepribadian kadang-kadang lebih didominasi faktor lingkungan tertentu dan memperkecil proporsi actor lingkungan yang lain. Ketika faktor lingkungan ini berfungsi pada diri seseorang maka kepribadiannya secara kualitatif menjadi lebih dewasa dan baik.
b.   Aliran Nativisme
      Aliran Nativisme adalah aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan, dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir. Kapasitas intelektual itu diwarisi sejak lahir.
      Aliran Nativisme memandang hereditas (heredity) sebagai penentu kepribadian. Hereditas adalah totatilas sifat-sifat karakteristik yang dibawa ata dipindahkan dari orang tua ke anak keturunannya. Perpindahan genetik ini merupakan fungsi dari kromosom dan gen. Kromosom adalah bagian sel yang mengandung sifat keturunan; satu yang tubuh berwarna gelap dalam di dalam inti sel elementer. Gen adalah sebarang partikel hipotekik yang terletak sepanjang kromosom-kromosom yang diduga menjadi unit elementer dari sifat keturunan atau kebakaan. James Drever menyebut hereditas sebagai “anugerah alam” yang mempunyai hokum-hukum tersendiri.
      Asumsi yang mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orang tua terdapat banyak kesamaan, baik fisik maupun psikis. Setiap manusia memiliki gen. Gen adalah butiran kecil yang terdapat di dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari orang tua atau nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Sel-sel seks pria dan wanita adalah sama, dalam arti keduanya mengandung kromosom. Setiap sel seks yang matang mempunyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung gen, yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom mengandung sekitar 3000 gen. Gen-gen diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.
      Mashur Ali Rajab menyebutkan bahwa ada 5 macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu :
1.    Pewarisan yang bersifat jasmaniah, seperti warna kulit, bentuk tubuh yang jangkung atau cebol, sifat rambut dan sebagainya.
2.    Pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan kebodohan.
3.    Pewarisan yang bersifat tingakah laku, seperti tingkah laku terpuji atau tercela, lemah lembut atau keras kepala, taat atau durhaka.
4.    Pewarisan yang bersifat alamiah, yaitu pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa pengaruh dari faktor eksternal.
5.    Pewarisan yang bersifat sosiologis, yait pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
c.   Aliran Konvergensi
         Aliran Konvergensi adalah aliran yang menggabungkan kedua aliran diatas. Konvergensi ialah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal tanpa didasari faktor hereditas. Penentuan kepribadian seseorang ditentkan oleh kerja yang integral antara faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan pendidikan).
         Kepribadian manusia ditentukan oleh faktor dasar dan ajar. Kedua faktor itu saling mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, hanya saja salah satu faktor itu ada yang lebih dominant dalam pembentukan kepribadian, sementara faktor yang lain lebih sedikit proporsinya. Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1938) dan Adier.
         Penyelidikan Stern memberikan bukti tentang kebenaran teorinya. Ia mengadakan penelitian terhadap anak-anak kembar di Hamburg. Dilihat dari faktor endogen atau faktor genetic anak kembar memiliki sifat keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu sama lain. Pemisahan itu segera dilakukan setelah kelahiran. Ternyata akhirnya anak-anak itu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun secara keturunan mereka dapat dikatakan relative memiliki kesamaan. Perbedaan sifat pada anak-anak itu disebabkan oleh perbedaan pengaruh lingkungannya.
         Aliran konvergensi meskipun dapagt menjembatani dan memberikan sintesis antara kedua aliran diatas, namn sebenarnya aliran ini tidak memiliki kerangka filosofis tersendiri tentang hakekat manusia. Ia tiba-tiba muncul dan menetralisir antara kedua belah pihak yang bertentangan. Apabila dugaan ini benar, berarti keunggulan yang terdapat pada aliran konvergensi ini mesti disertai dengan kelemahan-kelemahan yang dimiliki kedua aliran diatas, sebab ia hanya mengonvergensikan teori tanpa mengaji ulang konstruksi filosofisnya.

























BAB 3
Pembahasan

A.           Pengaruh Hereditas Pada Perkembangan Kepribadian
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Seorang laki-laki dari Bani Fazarah pernah datang menunjungi Nabi SAW. Laki-laki itu berkata : “Istriku melahirkan seorang anak yang berkulit hitam.” Lalu Nabi SAW bertanya : “Apakah engkau memiliki unta?” Laki-laki itu menjawab : “Punya.” Nabi SAW bertanya lagi : “ Apakah unta tersebut memakan dedaunan?” Lelaki itu menjawab : “Benar.” Nabi SAW bertanya lagi : “Mengapa engkau memberinya dedaunan?” Ia menjawab : “Karena aku berharap unta itu melahirkan keturunan.” Nabi SAW lalu berkata : “Semoga unta itu melahirkan keturunan.”
Hadits ini mengisyaratkan dengan jelas pengaruh keturunan terhadap warna yang terlihat pada beberapa kulit badan manusia. Hal ini merupakan pengaruh genetika atau keturunan dari salah satu nenek moyangnya, jika keturunan tersebut tidak tampak dari salah satu kedua orang tuanya. Hasil riset modern menegaskan kenyataan ini dengan istilah “sifat keturunan nenek moyang yang mundur” (hereditas).
Rasulullah SAW menyinggung pengaruh hereditas ini dalam salah satu haditsnya :


Apabila nutfah (sperma) itu menetap dalam rahim, maka Allah SWT menghadirkan antara sperma dan Nabi Adam AS pada setiap nasab (keturunan).

Beberapa kajian ilmiah genetika modern menunjukkan bahwa janin pada setiap binatang bersperma (spermatozoon) dan bersel telur terbentuk dari campuran nutfah (air mani) yang membentuk sifat genetiknya. Setiap binatang bersperma dan bersel telur memiliki setengah dari sel yang mengandung 23 kromosom. Ketika kedua sel tersebut bertemu,maka akna terjadi pembuahan (ensiminasi). Nutfah yang berpengaruh ini disebut dalam Al-quran:


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani.” (QS. Ad-Dahr : 2)

Sperma yang berpengaruh ialah sel sempurna yang mengandung 46 kromosom, setengah dari bapak dan setengah dari ibu. Sel sempurna ini mengandung gen yang membawa sifat keturuna dari masing-masing kedua orang tua (bapak dan ibu). Beberapa sifat kedua orang tua yang menurun kepada anak-anaknya kadang tidak tampak. Akan tetapi setelah anak-anak itu tumbuh dewasa, maka biasanya tampak sifat keturunan yang mengalir dari ibu dan bapaknya, sebagaimana yang terjadi pada anak yang berkulit hitam yang dilahirkan oleh istri seorang laki-laki dari Bani Fazarah yang kisahnya disebut dalam hadits yang telah disebutkan.
             










BAB 4
Pembahasan


A.      Tipe Kepribadian Dilihat dari Berbagai Aspek
            Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek antara lain:
  1. Aspek biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek biologis ini diantaranya:
    1. Hippocrates dan Gallenus
Teori ini dikembangkan Gallenus berdasarkan pemikiran Hippocrates (460-370 SM) yang terpengarh oleh pandangan Empedocles, bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari 4 unsur dasar, yaitu: tanah (kering), air (basah), udara (dingin), dan api (panas). Berdasarkan pandangan Empedocles tersebut, selanjutnya Hipocrates menyatakan bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan yang memiliki sifat seperti keempat unsure alam, yaitu:
1) Tipe Choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning (chole) yang memiliki sifat kering yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi : mudah marah, mudah tersinggung.
2) Tipe Melancholis
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam (melanchole) yang memiliki sifat basah yang dominant dalam tubuhnya. Sifatnya agak tertutup, rendah diri, mudah sedih, sering putus asa.
3) Tipe Plegmatis
      Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir (phlegma) yang memiliki sifat dingin yang dominan dalam tubuhnya. Sifat yang dimilikinya agak statis: lamban, apatis, pasif, pemalas.
4) Tipe Sanguinis
      Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah (sanguis) yang memiliki sifat panas yang dominan dalam tubuhnya. Sifat yang dimilikinya agak aktif: cekatan, periang, mdah bergaul.
Menurut Hippocrates, keempat jenis cairan ini ada dalam tubuh dengan proporsi yang tidak selalu sama antara individu satu dengan yang lainnya. Dominasi salah satu cairan tersebut yang menyebabkan timbulnya cirri-ciri khas pada setiap orang.
Gallenus (129-199 SM) sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan tersebut. Selanjutnya Gallenus menyatakan bahwa cairan-cairan tersebut berada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Dominasi salah satu cairan terhadap cairan yang lain mengakibatkan sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dominannya salah satu cairan tubuh tersebut oleh Gallenus disebutnya temperamen (Sumardi Suryabrata, 2005 : 12). Pandangan Hippocrates yang kemudian dilengkapi oleh Gallenus selanjutnya disebut tipologi Hippocrates Gallenus dapat disajikan secara ringkas pada tabel berikut (Sumadi, Suryabrata, 2005: 13).


CAIRAN TUBUH YANG DOMINAN
PRINSIP
TIPE
SIFAT-SIFAT YANG KHAS
Chole
Tegangan
Choleris
  • Penuh Semangat
  • Optimistis
  • Emosional
  • Keras hati
Melanchole
Penegaran
(rigidity)
Melancholis
  • Pemuram
  • Daya juang lemah
  • Mudah kecewa
  • Pesimistis
Phlegma
Plastisitas
Phlegmatis
  • Berpenampilan tenang
  • Berpendirian kuat
  • Setia
  • Tidak emosional
Sanguis
Ekspansivitas
Sanguinis
  • Bersemangat
  • Ramah
  • Mudah Berubah Pendirian



    1. Kretchmer
Dalam pembagian tipe wataknya Kretchmer mendasar pada bentuk tubuh seseorang, yaitu:
1)    Tipe Astenis atau Liptosome, yaitu tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.
2)    Tipe piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk bulat. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain : periang, mudah bergaul dan suka humor.
3)    Tipe atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlit tinggi kekar dan berotot, sifat-sifat yang dimiliki antara lain : mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh dan pemberani.
4)    Tipe displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh campuran. Sifat yang dimiliki tipe ini adalah sifat yang mudah terombang-ambing oleh situasi sekelilingnya. Oleh karena itu diistilahkan oleh Kretchmer tipe ini adalah tipe orang yang tak mempunyai cirri kepribadian yang mantap.

    1. Sheldon
Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berada dalam tubuh seseorang. Berdasarkan aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)    Tipe Ektomorph, yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan badan bagian luar yang dominant. Sifatnya antara lain : suka menyendiri dan kurang bergaul dengan masyarakat.
2)    Tipe Mesomorph, yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan lapisan tengah yang dominant. Sifat orang tipe ini antara lain : giat bekerja dan mampu mengatasi sifat agresif.
3)    Tipe Endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk badan gemuk, bulat dan anggota badan yang pendek karena lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat yang dimilikinya adalah : kurang cerdas, senang makan, suka dengan kehidupan yang tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.

    1. Sigaud
Sigaud, seorang ahli psikologi dari Perancis, menysun tipe manusia berdasarkan 4 macam fungsi tubuh, yaitu : motorik, pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral. Dominasi salah satu fungsi tubuh tersebut menentukan tipe kepribadian. Atas dasar pandangan diatas, kemudian Sigaud menggolongkan manusia menjadi 4 tipe, yaitu:
1)    Tipe Muskuler.
Tipe ini dimiliki oleh orang yang fungsi motoriknya paling menonjol dibanding fungsi tubuh yang lain, dengan cirri khas : tubuh kokoh, otot-otot berkembang dengan baik, dan organ-organ tubuh berkembang secara selaras.


2)    Tipe Respiratoris.
Tipe ini ada pada orang yang memiliki fngsi pernafasan kuat dengan cirri-ciri : muka lebar serta thorax dan leher besar.
3)    Tipe Digestif.
Tipe ini terdapat pada orang yang memiliki fungsi pencernaan yang kuat dengan cirri-ciri : mata kecil, thorax pendek dan besar, rahang serta pinggang besar.
4)    Tipe Cerebral.
Tipe ini ada pada orang yang memiliki susunan saraf sentral yang kuat dibanding fungsi tubuh lainnya dengan cirri-ciri : dahi menonjol kedepan dengan rambut di tengah, mata bersinar, daun telinga lebar, serta kaki dan tangan kecil.

    1. Viola
Viola seorang  ahli dari Italia, mengemukakan tipe yang didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh De Geovani. Atas dasar aspek tersebut, Viola mengemukakan tiga golongan atau tipe bentuk tubuh manusia (Sumadi Suryabrata, 2005 : 18), yaitu :
1)    Tipe Microsplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegaknya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan terlihat jangkung.
2)    Tipe Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan terlihat pendek.
3)    Tipe Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegak dan mendatarnya selaras, sehingga tubuh terlihat selaras pula.



  1. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara lain:
a.    Edward Spranger
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)    Tipe Teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada masalah teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2)    Tipe Ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3)    Tipe Esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah keindahan.
4)    Tipe Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kearah kepentingan kemasyarakatan dan pergaulan.
5)    Tipe Politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan kekuasaan dan organisasi.
6)    Tipe Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan beragama.

b.    Muray
Muray membagi tipe kepribadian menjadi:
1)    Tipe Teoritis, yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir logis dan rasional.
2)    Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.
3)    Tipe Sensasionis, yaitu tipe orang yang suka sensasi, berkenalan.
4)    Tipe Praktis, yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktek.

c.    Fritz Kunkel
Kunkel membagi tipe kepribadian menjadi:
1)    Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap masyarakat.
2)    Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang lebih banyak menaruh perhatian kepada kepentingan diri sendiri.
Menurut F Kunkel antara sachlichkeit dan ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika seseorang memiliki sachlichkeit yang besar, maka Ichhaftigkeitnya menjadi kecil dan sebaliknya.

  1. Aspek Psikologis
Pembagian ini disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan aspek ini adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentukan karakteristik yang bersangkutan. Yang tergolong dalam aspek ini antara lain : tipologi Plato, tipologi Immanual Kant, tipologi Bhsen, tipologi Heymans, dst.
a.    Tipologi Plato
      Menurut Plato kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan, dan hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan pada diri manusia. Atas dasar hal ini Plato menggolongkan manusia kedalam 3 tipe yaitu sebagai berikut.
1)   Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
           
2)    Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, sesuai untuk menjadi tentara.
3)    Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh hasratnya, cocok menjadi pekerja tangan.

b.    Tipologi Heymans
      Heymans menyatakan bahwa manusia memiliki tipe kepribadian yang bermacam-macam, namn dapat digolongkan menjadi delapan tipe atas dasar kualitas kejiwaannya, yaitu :
1)    Emosionalitas, adalah mudah tidaknya perasaan terpengaruh oleh kesan-kesan. Unsur yang didominasi oleh emosi positif, sifat umumnya adalah : kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung, suka berlebih-lebihan.
2)    Aktivitas, adalah banyak sedikitnya peristiwa-peristiwa kejiwaan menjelma menjadi tindakan nyata. Unsur yang dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat yang umum nampak adalah : lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.
3)    Fungs sekunder (Proses Pengiring), yaitu kuat lemahnya kesan-kesan ada dalam kesadaran setelah faktor yang menimbulkan kesan-kesan tersebut tidak ada. Merupakan sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang nampak: watak tertutup, tekun, hemat, tenang, dan dapat dipercaya.
Masing-masing kualitas kejiwaan tersebut secara teoritis dibedakan menjadi dua macam, kuat dan lemah. Atas dasar hal ini Heymans menggolongkan tipe manusia menjadi delapan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini (Sumadi Suryabrata, 2005 : 86).

                  IKHTISAR TIPOLOGI HEYMANS

NO.
EMOSIONALITAS
AKTIVITAS
PROSES PENGIRING
TIPE
1.
Emosional      (+)
Aktif      (+)
Kuat      (+)
Gepasioner
2.
Emosional      (+)
Pasif     (-)
Kuat      (+)
Sentimentil
3.
Emosional      (+)
Aktif      (+)
Lemah  (-)
Choleris
4.
Emosional      (+)
Pasif     (-)
Lemah  (-)
Nerveus
5.
Tidak emosional (-)
Aktif      (+)
Kuat      (+)
Plegmatis
6.
Tidak emosional (-)
Pasif     (-)
Kuat      (+)
Apatis
7.
Tidak emosional (-)
Aktif      (+)
Lemah   (-)
Sanguinis
8.
Tidak emosional (-)
Pasif     (-)
Lemah   (-)
Amorph

            Sifat-sifat yang dimiliki oleh tipologi Heymans:
1)    Tipe Gepassioner/berpassi. Sifatnya serba istimewa, disegani dan berbakat jadi pemimpin.
2)    Tipe Sentimentil. Sifatnya banyak cita-cita tapi tidak ada kemauan melaksanakan.
3)    Tipe Choleris. Sifatnya banyak usaha, tak dapat menyimpan.
4)    Tipe Nerveus. Sifatnya gugup, pemalas, dan singkat pikiran.
5)    Tipe Plegmatis. Sifatnya kurang belas kasihan antara sesama.
6)    Tipe Apatis. Sifatnya acuh tak acuh terhadap semua masalah.
7)    Tipe Sanguinis. Sifatnya suka berbuat tapi tanpa rencana dan tanpa pikir terlebih dahulu.
8)    Tipe Amorph. Sifatnya tidak mau tahu dalam segala masalah.
Untuk memperjelas serta memudahkan mempelajari tipologi yang dikembangkannya, Heymans memberikan gambar grafik yang berupa kubus (Sagimun Mulus Dumadi, 1982 : 13 – 14). Ketiga ukuran (tinggi, lebar, dan panjang) itu menunjukkan sifat-sifat dasar dari penggolongan itu.
                                                  2 TIPE SENTIMENTIL          1 TIPE GEPASIONER
                       
     
4 TIPE NERVOUS                                                                        3 TIPE CHOLERIS
            


                                  EMOSIONALITAS
                                            

                                                                               
                                                                                6 TIPE APATIS                       5 TIPE PLEGMATIS
                                                                           
                                                                       PROSES PENGIRING


                                                8 TIPE AMORPH      AKTIVITAS                7 TIPE SANGUINIS


·         Garis-garis tegak menggambarkan emosionalitas (makin bertambah ke atas).
·         Garis-garis mendatar menunjukkan aktivitas (semakin ke kanan)..
·         Garis-garis dari muka ke belakang menunnjukkan proses pengiring (semakin ke belakang).

Teori Heymans dikembangkan bukan atas dasar pemikiran spekulatif tetapi atas dasar data-data empiris. Data yang dianalisi Heymans adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005 : 82-83).
1)    Bahan biografis : 110 biografi orang-orang yang berbeda waktu hidupnya, tempat tinggalnya, dan kebangsaannya.
2)    Keturunan mengenai 458 keluarga yang terdiri dari 2523 orang..
3)    Hasil penelitian laboratorium.


    1. Tipologi Carl Gustav
Selanjutnya Carl Gustav yang membagi manusia menjadi dua pokok :
1)    Tipe Extrovert, yaitu orang yang terbuka dan banyak berhubungan dengan kehidupan nyata.
2)    Tipe Introvert, yaitu orang yang tertutup dan cenderung kepada berpikir merenung.
Dari pembagian ini kemudian yang memperluas pembagian tersebut menjadi masing-masing 4 tipe berdasarkan 4 fungsi pokok yang mempengaruhi kehidupan mental seseorang : pikiran, perasaan, penginderaan, intuisi. Dengan demikian setiap tipe ekstrovert maupun introvert masing-masing memiliki tipe : pikiran, perasaan, penginderaan dan intuisi, sehingga tipe kepribadian manusia tersebut terbagi atas :
a)    Tipe pemikiran terbuka, dengan sifat-sifatnya : cenderung berbuat secara praktis dan memanfaatkannya dalam kehidupan.
b)    Tipe perasaan terbuka, dengan sifat-sifatnya : cenderung untuk ikut merasakan perasaan orang lain : sedih dan gembira, rasa hormat, rasa social dalam bentuk perbuatan nyata.
c)    Tipe penginderaan terbuka, dengan sifat-sifatnya : memiliki kehidupan pikiran dan perasaan yang dangkal. Kehidupan mentalnya dipengaruhi perangsang lingkungan yang diterimanya dan mudah bosan terhadap sesuatu, jiwanya labil dan kurang mantap.
d)    Tipe intuisi terbuka dengan sifat-sifatnya : cenderung untuk bersifat avontturir karena mereka selalu akan melaksanakan secara langsung setiap apa yang terlintas dalam pikirannya. Mereka selalu yakin terhadap kebenaran lintasan pikiran itu.
e)    Tipe pemikiran tertutup dengan sifat-sifatnya : cenderung menekuni pemikiran yang abstrak sehingga kurang memanfaatkan implementasi pemikiran dalam bentuk perbuatan nyata. Kehidupan mereka dilibatkan dalam pemikiran yang berbentuk renungan yang idealis.
f)     Perasaan tertutup dengan sifat-sifat : Kehidupan mentalnya dikuasai oleh perasaan yang mendalam. Pengaruhnya dalam kehidupan mereka senang menyendiri, mencintai dan membenci sesuatu secara bersangkutan karena selalu dikuasai oleh perasaan yang tajam.
g)    Tipe penginderaan tertutup dengan sifat-sifat : cenderung untuk menenggelamkan diri oleh pengaruh perangsang luar sebagai hasil penginderaan. Mereka tenggelam dalam lamunan yang dipantulkan lingkungannya dan diproyeksikan ke dalam kehidupan jiwa.
h)   Tipe intuisi tertutup dengan sifat-sifatnya : cenderung untuk membuat keputusan yang cepat dan tajam tanpa didasarkan atas bukti yang objektif. Kehidupan jiwanya mudah dipengaruhi oleh waham dan syak wasangka.

  1. Aspek Kebudayaan
Tipe kepribadian berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan oleh Edward Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan system nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu.
Kebudayaan sebagai sistem nilai oleh Spranger digolongkan menjadi 6 bidang yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1)    Bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai individu, yang didalamnya terdapat 4 nilai budaya :
a)    pengetahuan
b)    ekonomi
c)    kesenian
d)    keagamaan
2)    Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat, yang didalamnya terdapat 2 nilai budaya :
a)    kemasyarakatan
b)    politik

            Berdasarkan pendapat bahwa ada 6 nilai kebudayaan yang mempengaruhi hidup setiap individu dimana hanya ada 1 nilai kebudayaan yang pengaruhnya bersifat dominant. Maka menurut Spranger terdapat 6 tipe manusia jika dilihat dari sistem nilai kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger secara ringkas dapat disajikan dalam tabel berikut.

TIPOLOGI ATAS DASAR NILAI-NILAI KEBUDAYAAN

NOMOR
NILAI KEBUDAYAAN YANG DOMINAN
TIPE
TINGKAH LAKU DASAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengetahuan
Ekonomi
Kesenian
Keagamaan
Kemasyarakatan
Politik
Manusia teori
Manusia ekonomi
Manusia estetis
Manusia religius
Manusia sosial
Manusia kuasa
Berpikir
Bekerja
Menikmati keindahan
Memuja
Berkorban
Berkuasa/memerintah


B.      Tipe-tipe Kepribadian Menurut William Marston
          Menurut William Marston, tipe kepribadian seseorang dapat diketahui berdasarkan observasi terhadap pola perilaku yang ditampilkannya. Tipe kepribadian tersebut terdiri atas tipe dominant, inspiring, supportive, dan cautious. Tiap tipe kepribadian tersebut menggambarkan paduan dari dimensi gaya hubungan dengan orang lain, yaitu peramah (outgoing) atau pendiam (reserved) dan dimensi prioritas, yaitu berorientasi terhadap tugas (task-oriented) atau berorientasi terhadap orang (people-oriented). Hal ini divisualisasikan dalam tabel dibawah ini:


OUTGOING

TASK ORIENTED
D
I
PEOPLE ORIENTED
C
S

RESERVED


·         Tipe D (dominant) merupakan perpaduan Outgoing dan Task-oriented.
·         Tipe I (Inspiring) merupakan perpaduan Outgoing dan People-oriented.
·         Tipe S (Supportive) merupakan perpaduan Reserved dan People-Oriented
·         Tipe C (Cautious) merupakan perpaduan Reserved dan Task-oriented.























DAFTAR PUSTAKA

Kuntjojo, 2009, Makalah “Psikologi Kepribadian”, Kediri, Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI.
Ramayulis, 2003, Psikologi Agama, Jakarta, Kalam Mulia.
Mujib Abdul, 1999, Fitrah &Kepribadian Islam, Jakarta, Darul Falah.
Najati Muhammad Utsman, 2004, Psikologi dalam Prespektif Hadits, Jakarta, Pustaka Al-Husna Baru.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNDAK USUK BASA SUNDA

Psikologi Transpersonal, Agama dan Being Transpersonal

A story (Cinta Sejati Air dan Api)