Filsafat Ilmu
RESUME
FILSAFAT ILMU
Oleh : Sayidah Iklima
Kelas : 1D/Smt 1/2012-2013
NIM :1126000128
Pengertian Filsafat:
- Etimologi : Berasal dari bahasa Yunani Philosophy. Philo=cinta, Sophia=kebijaksanaan (cinta kebijaksanaan). Muncul dari keraguan menuju keyakinan. Percaya – ragu – tidak percaya. Menentukan sikap didasari ‘ragu’ untuk ‘yakin’. Dengan melihat bukti yang ada.
- Terminologi : Berfikir segala yang ada dan mungkin ada untuk mengetahui hakikat kebenaran. Hakikat kebenaran setelah melalui pengalaman.
Berfikir segala yang ada : 1. Tuhan
2.
Alam mikro = manusia
Objek berfikir
3.
Alam makro = alam semesta
Contoh
yang mungkin ada : Dari kuno menjadi modern, dan mungkin ke arah lebih modern.
Syarat Berfikir Filsafat:
- Radiks : Mendasar
- Sistemats : Suatu alasan bisa dari umum ke khusus.
Contoh : Semua
manusia mati. Ahmad manusia. Berarti Ahmad mati.
3.
Universal : Harus bisa diterima oleh orang banyak.
Pengertian Ilmu :
Pengetahuan yang kita ketahui
Syarat Ilmu :
1.
Harus ada objek ilmu
2.
Harus ada sumber ilmu Ilmu ilmiah yang bisa dipraktekkan
3.
Harus ada nilai ilmu
*Filsafat
Ilmu : Teori umum filsafat yang diterapkan secara khusus kedalam disiplin ilmu
tertentu.
Manfaat
filsafat ilmu di psikologi : Untuk mengetahui objek, sumber, nilai dari
psikologi.
1.
Objek psikologi = Perilaku. Objek = ontologi.
2.
Sumber ilmu =
Epistimologi.
3.
Nilai ilmu =
Aksiologi.
Tokoh-tokoh
filsuf muslim : Ibnu Rusyd, Al-Kindi, Al-Faraby, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Thufail.
·
Filsafat itu seperti pisau.
Pengertian, Ruang Lingkup dan Manfaat Filsafat
Filsafat
selalu dikaitkan dengan disiplin yang kita pelajari. Filsafat adalah
dasar/landasannya.
Pengertian filsafat menurut :
- Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada. 1) Adanya Tuhan. 2) Adanya Manusia. 3) Adanya Alam Semesta.
- Kant : Filsafat adalah pokok pangkal segala pengetahuan. Maksudnya segala pengetahuan itu didasari oleh filsafat.
|
Manusia Hidup
Psikis
3.
W. H. Kill Patrick : Filsafat adalam pembahasan secara
kritis tentang nilai-nilai kehidupan. Contoh : Penghargaan, kebahagiaan.
4.
Langeveld :
Filsafat adalah berpangkal pada pemikiran keseluruhan (sarwa=menyeluruh)
sekalian secara radikal dan menurut sistem. Intinya : memikirkan seluruh
persoalan secara mendasar. Dari mana alam
ini dan kemana ujungnya?
Filusuf
Yunani disebut filsafat alam.
5.
Pandangan Filusuf Muslim : Filsafat adalah ilmu yang
istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
ilmu pengetahuan biasa.
Para
filsuf : Upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan
integral tentang hakikat alam, hakikat manusia, dan hakikat Tuhan.
Cara mempelajari
filsafat
·
Mempelajari filsafatnya para filusuf (Historical
Philosophy).
·
Mengkritisi filsafatnya para filusuf. Harus
mengritik filsafat menurut para filusuf.
Sifat kebenaran :
1) Kebenaran logis. 2) Kebenaran absolut (agama). 3) Kebenaran
relatif/empiris/ilmu (berdasarkan pengalaman).
Manfaat Mempelajari Filsafat
1.
Untuk menyikapi hidup dengan lebih kritis dan cerdas
berdasarkan akal.
2.
Untuk memperoleh/mendapatkan jawaban dengan cepat dan
mudah. Manusia termasuk makhluk yang berakal. Akal itu ibarat pisau yang jika
dibiarkan akan berkarat, kalau diasah terus akan tajam.
3.
Untuk menjadi orang yang bijaksana. Bijaksana itu tidak
cepat menolak dan menerima.
Ruang Lingkup Filsafat
1.
Dunia fisik (Dunia nyata)
2.
Dunia Metafisik. Meta = di
belakang. Di belakang nyata
The Definition___
ILMU :
Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan. Ilmu = keterangan.
PENGETAHUAN : Suatu pengalaman. Ianya
dialami oleh seseorang.
ILMU
PENGETAHUAN : Hasil empirik yang logis/hasil pengalaman yang dapat diterima
akal, menyeluruh dan sistematis. Serta keseluruhannya itu saling berhubungan
sau sama lain.
FILSAFAT
ILMU: Berpikir radikal tentang ilmu. Menurut filsafat ilmu, sahnya ilmnu
pengetahuan menjadi ilmu yang ilmiah harus ada syarat-syarat tertentu, yaitu:
1.
Ontologi : Objek ilmu.
2.
Epistimologi : Sumber ilmu pengetahuan / cara-cara
memperoleh ilmu pengetahuan.
Allah
SWT adalah sumber kebenaran, 2 bukti adanya Allah :
1.
Adanya Ayat yang tersurat = Al-Quran (qouliyah)
2.
Adanya Ayat yang tersirat = Alam (kauniyah)
*Epistimologi
= Cabang filsafat ilmu yang mempelajari tentang sumber dan cara memperoleh
ilmu.
3. Aksiologi : Manfaat ilmu / nilai ilmu / kegunaan ilmu.
(Semua
ilmu harus dapat dibuktikan dengan 3 landasan ilmu)
Hakikat Manusia dalam Pandangan
Filsafat
1.
Menurut Aliran Materialisme
Manusia
pada hakikatnya adalah badan/materi. Karena manusia berasal dari materi, maka
membutuhkan hal yang sifatnya materi.
Manusia=materi=badan.
2.
Aliran Idealisme
Manusia
yang sesungguhnya adalah ruh/jiwa. Dalam pemenuhan ruh/jiwa.
3.
Aliran Eksistensialisme
Manusia
adalah materi yang diruhaniahkan / ruh yang dimaterikan (integrasi antara
materi dengan ruh). Dalam memenuhi kebutuhannya, berkecenderungan memenuhi
kedua hal tersebut.
Hakikat Kodrat Manusia (Potensi
Esensi/Potensi Dasar)
Ketentuan yang membuat manusia
1.
Manusia sebagai makhluk individu (pribadi). Secara
individu ia tahu tentang kondisi dirinya sendiri.
2.
Manusia makhluk sosial.
3.
Manusia makhluk biologis : Butuh menikah. Biologis
manusia perlu diarahkan melalui pendidikan.
4.
Manusia memiliki kecenderungan beragama.
Kemampuan-kemampuan yang Dimiliki
Manusia dan Harus Dikembangkan:
1.
Manusia adalah hewan yang punya kemampuan berpikir
2.
Manusia adalah makhluk ekonomikus : Selalu berhitung
untung – rugi.
3.
Manusia adalah makhluk yang bisa dididik dan mendidik
(educable dan educandum).
4.
Manusia adalah makhluk berpolitik : Selalu ingin
berkuasa.
5.
Manusia adalah makhluk yang berkemampuan untuk membuat
perkakas (tool making).
Macam-macam pengetahuan dan Syarat
Sahnya Pengetahuan
1.
Pengetahuan Sains
Objek pengetahuan sains : Empiris
Metode Pengetahuan sains : Ilmiah
Ukuran pengetahuan sains : Rasional empiris.
Ilmu/sains
harus empiris dan bisa dibuktikan. Metodanya harus dipraktekkan, ukurannya
harus masuk akal.
Sikap
pengetahuan sains harus skeptis (ragu) : sikap menangguhkan pertimbangan
(judgment) sampai analisa kritik menjadi sempurna dan segala bukti sudah
diperoleh. Langkah penelitian : Judgment, percobaan.
2.
Filsafat
Objeknya : Abstrak logis
Metodenya : Masuk akal
Ukurannya : Rasional
3.
Pengetahuan Agama
Objeknya : Supra abstrak
Metodanya : Tafakkur, berdzikir (mengingat)
Ukurannya : Iman, rasa, logis, terkadang empiris
Ilmu Pengetahuan
Ada
8 asumsi/dasar sebagai langkah keilmiahannya pengetahuan :
1.
Prinsip Kausalitas : Keyakinan bahwa setiap kejadian
mempunyai sebab dan dalam situasi yang sama.
2.
Prinsip Prediktif Uniformatif : Sekelompok kejadian
akan menunjukkan derajat hubungan diantara mereka dikemudian hari. Kejadian
hari ini berasal dari kejadian di masa lampau.
3.
Prinsip Objektifitas : Harus bersikap terhadap
data-data yang dimiliki. Jangan subjektif, harus objektif (akurat).
4.
Prinsip empirisme : Kesan-kesan dan indranya harus
diyakini dapat diuji dengan bukti-bukti yang dialami.
5.
Prinsip Parsimoni : (Kehematan) mendahulukan yang
sederhana.
6.
Prinsip Isolasi : Pemisahan data yang satu dengan yang
lainnya.
7.
Prinsip Kontrol : Untuk melakukan uji coba.
8.
Prinsip Pengukuran : Untuk mengukur eksperimen.
Hasil penelitian itu harus benar,
ukuran kebenarannya:
·
Yang memuaskan / tercapainya sebuah cita-cita.
·
Dapat dibuktikan (eksperimen).
·
Yang membantu dalam perjuangan hidup secara
biologis.
Ada
2 macam pengetahuan :
1.
Yang disebut pengetahuan yang bisa dilukiskan
2.
Pengetahuan yang dikenalkan / diuraikan.
Filsafat Ilmu Islami
Sejumlah Prinsip-prinsip sekaligus cara-cara
untuk menguji dan mencapai keilmiahan ilmu. Ilmu itu harus ilmiah (bisa
dipraktekkan).
Epistimologi
(sumber/cara memperoleh ilmu) islam :
1.
Kebenaran itu tidak boleh dzanni (praduga). Harus
mutlak, karena berdasarkan iman. Disebut kebenaran objektif (tidak boleh ragu)
2.
Cara mencapai kebenaran itu adalah tazkiyah / harus
penyucian diri sekaligus penumbuhan kesadaran diri, dari yang pasif menuju
transformative.
3.
Ukuran kebenaran = kesesuaian pengetahuan dengan
Al-Haqq / terjalinnya hubungan antara manifestasi dengan sumbernya.
4.
Melalui prinsip integrasi (penyatuan) kebenaran dalam
keilahiyahan. Maka kebenaran diyakini memiliki gradasi (tingkat-tingkat
berjenjang) sehingga ilmu pun berjenjang dan kesadaran manusia (sebagai wadah
bagi kebenaran) juga dianggap berjenjang (TEOSENTRIS) keilahiyyahan.
Filsafat ilmu
islami memfokuskan diri pada 4 pertanyaan yang mengarah pada penemuan prioritas
nilai sebagai berikut :
1.
Apasajakah nilai-nilai mendasar itu? (Nilai Ilahiyah)
Apa komitmen nilainya secara menyeluruh?
2.
Seberapa mendalamkah ia terkait pada nilai-nilai?
Seberapa
kuatkah komitmennya?
3.
Secara umum apa peringkat prioritas nilai-nilai itu?
Bagaimana
kaitannya satu sama lain?
4.
Bagaimana individu yang bersangkutan memahami
nilai-nilai itu dalam kaitannya dengan situasi yang dihadapinya?
Apa
relevansi situasional dari komitmen persoalan itu?
Filsafat
Ilmu Islami itu menjawab pertanyaan:
·
Apakah kebenaran tertinggi itu? Bagaimana kita
mengetahuinya?
·
Kebenaran tertinggi = Ilahiyyah, prosesnya =
Tazkiyyah.
Komentar
Posting Komentar