Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

My Destiny, Mak?

            Kanza, menatap langit hitam dengan bintang yang senasib dengannya dalam sendiri. Sudah tengah malam, ia masih belum ingin merebahkan dirinya ke tempat tidur. Matanya menerawang, pikirannya mengawang. Teringat segala tetek bengek seharian tadi yang menganggu pikirannya. Masnya yang tak berhenti mengganggu dengan menyalakan musik keras-keras, Ibu yang sedang sakit, dan ditambah lagi mak yang mengatakan sesuatu yang ia anggap masa depannya.             Siang hari, Kanza memijat mak di beranda. Mak bercerita tentang masa lalunya sebagai gadis desa incaran para pemuda. Dulu. Kanza tersenyum penuh simpati sesekali tertawa mendengar gurauan lucu saat mereka mak digoda. Kanza menikmati cerita mak, ia paham mak sedang mengenang ‘masa kejayaannya dulu’, tak berani Kanza untuk menyela atau bertanya, melihat maknya yang begitu bersemangat.             Mak berhenti bercerita,             “Don, Mak sudah banyak cerita,gimanaa? Sudah punya pacar belum?” Kanza terkejut atas p