Seabadi Bunga Edelweis..
Seabadi Bunga Edelweis.. (Sebuah Cerpen) Sore itu, aku berjalan sendirian menyisir lereng gunung yang landai, penuh dengan rumput dan tanaman-tanaman kecil. Tak jauh dari tempatku, ada abu vulkanik cukup tebal yang akan berbahaya jika terhisap. Tentu aku memakai masker. Gelapnya hutan di sebelah kiri gunung membuatku penasaran ingin memasukinya. ***** Aku terlalu tertutup untuk mendekati seorang wanita. Teman-temanku seringkali mendorong agar aku segera menggeser status dan mengisi hari-hari yang berbeda bersama seseorang. Dulu, aku pernah menunjukkan sisi lainku yang berbeda dari biasanya. Menjadi seorang yang ramai dan senang kumpul-kumpul dengan teman-teman atau sekedar nongkrong sepulang sekolah. Kadang bermain atau menjahili teman-teman wanita seperti anggota “The Rolls” (sebutan untuk genk-ku) yang lainnya. Itu.. membuatku nampak sedikit “liar”. Aku ingat seorang kawan yang takjub melihat perubahanku pertama kali, ia mengatakan, “Bro, gini dong dari du